Berita Foto
Pantauan Udara Karhutla di Kalimantan Selatan
Ringkasan
Berita:
BANJARBARU - Sampai hari Kamis (21/9), karhutla masih meraja lela di wilayah Kalimantan Selatan. Memang tak bisa dipungkiri, sengatan terik matahari musim kemarau berkepanjangan yang melanda Kalimantan Selatan ini membuat lahan semakin kering kerontang dan panas sehingga mudah terbakar. Upaya demi upaya sebenarnya sudah dilakukan tim gabungan dari lintas instansi terkait. Pemadaman darat dan udara terus digenjot demi mengendalikan api. Namun toh masih belum membuahkan hasil yang maksimal. Sebab, titik-titik api ini tersebar di beberapa lokasi yang terkadang memang sulit dijangkau oleh tim pemadaman darat. Pun satgas udara masih kewalahan sehingga dibutuhkan tambahan armada, mengingat sebaran titik api terlalu banyak. Menjawab soal itu, BNPB akan menambah armada helikopter water bombing termasuk rencana Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Hal itu diputuskan setelah Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto melihat langsung bagaimana kondisi di lapangan pada Kamis (21/9). Melalui pantauan udara, Suharyanto menemukan titik api yang tersebar tak hanya di satu lokasi saja. Bahkan, jika ditarik garis lurus, lokasi titik api ini sangat dekat sekali hanya kurang dari dua mil saja dengan Bandara Syamsudin Noor, sebagai pintu masuk udara ‘Bumi Lambung Mangkurat’. Itu pula yang kemudian disinyalir menjadi biang kerok tertundanya jadwal penerbangan beberapa hari kemarin akibat jarak pandang terbatas karena terhalang kabut asap. Tambahan armada water bombing akan didatangkan dari Pulau Jawa, setelah helikopter menyelesaikan misi penanganan karhutla maupun kebakaran Tempat Penampungan Akhir (TPA) di beberapa lokasi di sana. Sedangkan terkait TMC, pihak BNPB akan berkoordinasi dengan BMKG termasuk BRIN dan TNI/Polri. Sebab, ada hal-hal yang harus dicermati agar upaya TMC ini betul-betul membuahkan hasil. Selain faktor pembentukan awan hujan, ada hal yang juga harus menjadi atensi yakni adanya kelompok petani durian dan beberapa jenis tanaman produksi lainnya yang justru dapat terpengaruh akibat adanya TMC menggunakan NaCl ini.
BANJARBARU - Sampai hari Kamis (21/9), karhutla masih meraja lela di wilayah Kalimantan Selatan. Memang tak bisa dipungkiri, sengatan terik matahari musim kemarau berkepanjangan yang melanda Kalimantan Selatan ini membuat lahan semakin kering kerontang dan panas sehingga mudah terbakar. Upaya demi upaya sebenarnya sudah dilakukan tim gabungan dari lintas instansi terkait. Pemadaman darat dan udara terus digenjot demi mengendalikan api. Namun toh masih belum membuahkan hasil yang maksimal. Sebab, titik-titik api ini tersebar di beberapa lokasi yang terkadang memang sulit dijangkau oleh tim pemadaman darat. Pun satgas udara masih kewalahan sehingga dibutuhkan tambahan armada, mengingat sebaran titik api terlalu banyak. Menjawab soal itu, BNPB akan menambah armada helikopter water bombing termasuk rencana Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Hal itu diputuskan setelah Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto melihat langsung bagaimana kondisi di lapangan pada Kamis (21/9). Melalui pantauan udara, Suharyanto menemukan titik api yang tersebar tak hanya di satu lokasi saja. Bahkan, jika ditarik garis lurus, lokasi titik api ini sangat dekat sekali hanya kurang dari dua mil saja dengan Bandara Syamsudin Noor, sebagai pintu masuk udara ‘Bumi Lambung Mangkurat’. Itu pula yang kemudian disinyalir menjadi biang kerok tertundanya jadwal penerbangan beberapa hari kemarin akibat jarak pandang terbatas karena terhalang kabut asap. Tambahan armada water bombing akan didatangkan dari Pulau Jawa, setelah helikopter menyelesaikan misi penanganan karhutla maupun kebakaran Tempat Penampungan Akhir (TPA) di beberapa lokasi di sana. Sedangkan terkait TMC, pihak BNPB akan berkoordinasi dengan BMKG termasuk BRIN dan TNI/Polri. Sebab, ada hal-hal yang harus dicermati agar upaya TMC ini betul-betul membuahkan hasil. Selain faktor pembentukan awan hujan, ada hal yang juga harus menjadi atensi yakni adanya kelompok petani durian dan beberapa jenis tanaman produksi lainnya yang justru dapat terpengaruh akibat adanya TMC menggunakan NaCl ini.
Tanggal:
21 Sep 2023 15:46 WIB
21 Sep 2023 15:46 WIB
Fotografer:
Danung Arifin
Danung Arifin
Copyright BNPB
Berita Foto Lainnya
08 Mei 2024 21:00 WIB |
Dilihat 345 kali
08 Mei 2024 20:33 WIB |
Dilihat 411 kali
07 Mei 2024 23:55 WIB |
Dilihat 446 kali